Translate

Monday 24 August 2015

PO. DIENG INDAH

PO. DIENG INDAH

       Transportation will never be separated from our daily activities - day. especially in our beloved country Indonesia, transport is obligatory to carry out routine throughout the day. no exception with this one model of transport, namely buses. besides easily accessible, safe and comfortable. This transport was arguably fit with us, with a rate corresponding to the bag, we've been able to get to our destination safely. especially now many companies - bus companies that stand in our country of a small halted until the company is bona fide. One of them is a company that is in the area otobus Limassol, which is also the headquarters of me looking for dollars, hehehe.
      PO. Dieng Indah established since 1980 that efforts should be resigned. but not just let go, have to die trying - desperately diingankan reach what used to be. new when it tried, pasrahkan wrote the results on the above. 
So said the owner Hj. Suwarno because of his love of the automotive world, after he retired from the military members he decided to establish a company which he named DIENG INDAH.
indeed when we start something from scratch is always difficult. that's what he felt. with a bus destination Semarang - Purwokerto very difficult to find customers. but with perseverance and patience are remarkable business continues to grow. only after the 90s, he began to look at the path of the capital Jakarta. however, with this interest he was willing to sacrifice the bus lane Semarang. as well as the first attempt, it is difficult beginning. efforts eventually paid off. yet another god wishes, so a quick call. Then his efforts were continued by his wife Hj. Rusmiatun, until now. in his hand, the changes made ​​for the sake of change first. begins with the administration, human resources, fleet and services must be further enhanced.




   
             Until now Dieng Indah has served a variety of purposes between cities in the province to outside the province. here are some majors that served, among :

  • Wonosobo - Semarang
  • Wonosobo - X. Malang - X. Deres - Grogol - Cengkareng - Kapuk - Poris
  • Wonosobo - Pulo Gadung - Lebak Bulus - BSD - Muncul 
  • Wonosobo - Psr. Rebo - Cijantung - Cibubur - PAL - Simp. Depok - Cibinong - Bogor - Wr. Jambu - Ciawi (POOL)
  • Klaten - X. Malang - Pulogadung - Rawa Mangun - Bekasi - Pinang Ranti
  • Klaten - Ciakarang - Karawang - Klari - Bitung - Ciledug
  • Klaten - X. Deres - Grogol - Rawabuaya - Cengkareng - Kapuk - Poris
  • Klaten - Bogor
  • Cilacap - Jakarta
  • Cilacap - Bogor
  • PARIWISATA
   
        A business will not run properly and smoothly without the help of co-workers. So is the bus, in the absence of a representative course of business that's going to be difficult to develop. and here are some representative Bus Dieng Indah :


  1. Po. Dieng Indah Wonosobo   : dalam perbaikan
  2. Po. Dieng Indah Sawangan       : 081 227 344 84
  3. Po. Dieng Indah Banjarnegara   : 081 327 615 398
  4. Po. Dieng Indah Pucang            : 081 391 204 327
  5. Po. Dieng Indah Mrican            : 082 325 310 013
  6. Po. Dieng Indah Mandiraja       : 085 291 322 227
  7. Po. Dieng Indah Perja               : 085 328 248 075
  8. Po. Dieng Indah Penican           : 081 225 680 622
  9. Po. Dieng Indah Bukateja      : 0822 2727 8441,081 229 665 166
  10. Po. Dieng Indah Purbalingga      : 081 327 350 338
  11. Po. Dieng Indah Sokaraja          : 085 291 141 400, 085 227 993 818
  12. Po. Dieng Indah Purwokerto      : 085 227 591 709
  13. Po. Dieng Indah Karang Lewas  : 081 327 566 005
  14. Po. Dieng Indah Yogyakarta       : 085 326 173 999, 081 327 763 722
  15. Po. Dieng Indah X. Malang         : 085 218 025 113
  16. Po. Dieng Indah Bekasi               : 081 399 254 333
  17. Po. Dieng Indah Cileungsi            : 081 387 079 019
  18. Po. Dieng Indah Pulogadung        : 082 111 922 007
  19. Po. Dieng Indah Ciawi                 : 081 290 174 557
  20. Po. Dieng Indah Bogor                : 081 586 395 218
  21. Po. Dieng Indah PAL                  : (021) 948 179 61
  22. Po. Dieng Indah Simpang Depok : (021) 874 627 1
  23. Po. Dieng Indah Lebak Bulus       : (021) 876 325 1
  24. Po. Dieng Indah BSD (muncul)     : 081 280 163 04
  25. Po. Dieng Indah Kapuk                : 087 881 958 696
  26. Po. Dieng Indah Rawa Buaya       : 081 319 499 177
  27. Po. Dieng Indah Kali Deres          : 082 123 563 032
  28. Po. Dieng Indah Poris                   : 081 338 403 990
  29. Po. Dieng Indah Ciledug               : 082 111 922 007
  30. Po. Dieng Indah Klari                   : 081 382 824 768

with a considerable representation, expected to serve customers - customers well again.
         Especially for our own Po. Dieng beautiful Bukateja, stand together with the birth of a Dieng Indah itself. located in front of the terminal bukateja or just south of the grand mosque bukateja, we always strive to provide the best for our customers. 
In addition to serving our bus tickets also serve the purpose jakarta Sumatran bus ticket. We also serve ticket ships and aircraft with domestic or overseas destination.
           So a little story of me I know, may be useful for all of us especially the bus mania ... hehehehe. 
so do not forget to join our group in Dieng Indah Lover's and the like are also the official fan page at PO. Dieng Indah Bukateja and certainly enjoy the best service from the best autobus company in Indonesia.

LOYAL PARTNER OF YOUR JOURNEY






Wednesday 20 May 2015

Dataran tinggi Dieng

DIENG

Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayahKabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 12—20°C di siang hari dan 6-10°C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng ("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah.
Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata bahasa Kawi: "di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam.Teori lain menyatakan, nama Dieng berasal dari bahasa Sunda ("di hyang") karena diperkirakan pada masa pra-Medang(sekitar abad ke-7 Masehi) daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh.
Dataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, seperti Yellowstone ataupunDataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor, dan banjir.
Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan.
Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesiesbakteri termofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di bumi.
Kawah aktif di Dieng merupakan kepundan bagi aktivitas vulkanik di bawah dataran tinggi. Pemantauan aktivitas dilakukan oleh PVMBG melalui Pos Pengamatan Dieng di Kecamatan Karangtengah. Berikut adalah kawah-kawah aktif yang dipantau:
· Candradimuka
· Sibanteng
· Siglagah
· Sikendang, berpotensi gas beracun
· Sikidang
· Sileri
· Sinila, berpotensi gas beracun
· Timbang, berpotensi gas beracun

Kawah Sibanteng

Sibanteng terletak di Desa Dieng Kulon. Kawah ini pernah meletus freatik pada bulan Januari 2009 (15/1), menyebabkan kawasan wisata Dieng harus ditutup beberapa hari untuk mengantisipasi terjadinya bencana keracunan gas. Letusan lumpurnya terdengar hingga 2 km, merusak hutan milik Perhutani di sekitarnya, dan menyebabkan longsor yang membendung Kali Putih, anak Sungai Serayu.
Kawah Sibanteng pernah pula meletus pada bulan Juli 2003.

Kawah Sikidang

Sikidang adalah kawah di DTD yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Dari karakter inilah namanya berasal karena penduduk setempat melihatnya berpindah-pindah seperti kijang (kidang dalam bahasa Jawa).

Kawah Sileri

Sileri adalah kawah yang paling aktif dan pernah meletus beberapa kali (berdasarkan catatan: tahun 1944, 1964, 1984, Juli 2003, dan September 2009). Pada aktivitas freatik terakhir (26 September 2009) muncul tiga celah kawah baru disertai dengan pancaran material setinggi 200 meter.

Kawah Sinila

Sinila terletak di antara Desa Batur, Desa Sumberejo, dan Desa Pekasiran, Kecamatan Batur. Kawah Sinila pernah meletus pada pagi hari tahun 1979,[5]tepatnya 20 Februari 1979. Gempa yang ditimbulkan membuat warga berlarian ke luar rumah, namun mereka terperangkap gas racun yang keluar dari Kawah Timbang akibat terpicu letusan Sinila.[6] Sejumlah warga (149 jiwa) dan ternak tewas keracunan gas karbondioksida yang terlepas dan menyebar ke wilayah pemukiman.

Kawah Timbang

Timbang adalah kawah yang terletak di dekat Sinila dan beraktivitas sedang. Meskipun kurang aktif, kawah ini merupakan sumber gas CO2 berkonsentrasi tinggi yang memakan ratusan korban pada tahun 1979. Kawah ini terakhir tercatat mengalami kenaikan aktivitas pada bulan Mei 2011 dengan menyemburkan asap putih setinggi 20 meter, mengeluarkan CO2 dalam konsentrasi melebihi ambang aman (1.000 ppm, konsentrasi normal di udara mendekati 400 ppm) dan memunculkan gempa vulkanik. Pada tanggal 31 Mei 2011 pagi, kawah ini kembali melepaskan gas CO2 hingga mencapai 1% v/v (100.000 ppm) disertai dengan gempa tremor. Akibatnya semua aktivitas dalam radius 1 km dilarang dan warga Dusun Simbar dan Dusun Serang diungsikan
Puncak-puncak
· Gunung Sumbing (3.387 m)
· Gunung Sindoro (3.150 m)
· Gunung Prahu (2.565 m)
· Gunung Pakuwaja (2.595 m)
· Gunung Sikunir (2.463 m), tempat wisata, dekat Sembungan

· Telaga Warna, objek wisata dengan tempat persemadian di dekatnya
· Telaga Cebong, dekat desa wisata Sembungan
· Telaga Merdada
· Telaga Pengilon
· Telaga Dringo
· Telaga Nila

Obyek wisata


Sesajian di Candi Parikesit pada tahun 1880-an (gambar dari majalahEigen Haard)
Beberapa peninggalan budaya dan alam telah dijadikan sebagai objek wisata dan dikelola bersama oleh dua kabupaten, yaitu Banjarnegara dan Wonosobo. Berikut beberapa objek wisata di Dieng.

· Telaga: Telaga Warna, sebuah telaga yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung, Telaga Pengilon, yang letaknya bersebelahan persis dengan Telaga Warna, uniknya warna air di telaga ini bening seperti tidak tercampur belerang. Keunikan lain adalah yang membatasi Telaga Warna dengan Telaga Pengilon hanyalah rerumputan yang terbentuk seperti rawa kecil. Telaga Merdada, adalah merupakan yang terbesar di antara telaga yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Airnya yang tidak pernah surut dijadikan sebagai pengairan untuk ladang pertanian. Bahkan Telaga ini juga digunakan para pemancing untuk menyalurkan hobi atau juga wisatawan yang sekadar berkeliling dengan perahu kecil yang disewakan oleh penduduk setempat.

· Kawah: Sikidang, Sileri, Sinila (meletus dan mengeluarkan gas beracun pada tahun 1979 dengan korban 149 jiwa), Kawah Candradimuka.
· Kompleks candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7, antara lain: Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, dan Candi Dwarawati.
· Gua: Gua Semar, Gua Jaran, Gua Sumur. Terletak di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon, sering digunakan sebagai tempat olah spiritual.

Sumur Jalatunda pada tahun 1937
· Sumur Jalatunda.
· Dieng Volcanic Theater, teater untuk melihat film tentang kegunungapian di Dieng.
· Museum Dieng Kailasa, menyimpan artefak dan memberikan informasi tentang alam (geologi, flora-fauna), masyarakat Dieng (keseharian, pertanian, kepercayaan, kesenian) serta warisan arkeologi dari Dieng. Memiliki teater untuk melihat film (saat ini tentang arkeologi Dieng), panggung terbuka di atas atap museum, serta restoran.
· Mata air Sungai Serayu, sering disebut dengan Tuk Bima Lukar (Tuk = mata air).

Kawasan Dieng merupakan penghasil sayuran dataran tinggi untuk wilayah Jawa Tengah. Kentang adalah komoditas utama. Selain itu, wortel, kubis, dan bawang-bawangan dihasilkan dari kawasan ini. Selain sayuran, Dieng juga merupakan sentra penghasil pepaya gunung (carica), jamur, buah kemar, dan purwaceng.
Namun, akibat aktivitas pertanian yang pesat kawasan hutan di puncak-puncak pegunungan hampir habis dikonversi menjadi lahan pertanaman sayur.
Kawasan Dieng masih aktif secara geologi dan banyak memiliki sumber-sumber energi hidrotermal. Ada tiga lapangan hidrotermal utama, yaitu Pakuwaja, Sileri, dan Sikidang. Di ketiganya terdapat fumarola (kawah uap) aktif, kolam lumpur, dan lapangan uap. Mata air panas ditemukan, misalnya, di Bitingan, Siglagah, Pulosari, dan Jojogan, dengan suhu rata-rata mulai dari 25°C (Jojogan) sampai 58°C (Siglagah)[9]. Kawasan Sikidang telah mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi hidrotermal.

Sunday 7 September 2014

History of BUS

HISTORY of BUS

Buses coming from the term? Omnibus? which means the vehicle for all. Omni, in Latin, means for all. Embryo of a bus appeared when the motor vehicle replaced the horse as a means of transportation at that time around 1905, called the autobus omnibus motor. Until now, France and the UK still use the term. The first omnibus operated in the United States. Starting with crossing Broadway Street in New York City in 1827 Someone named Abraham Brower, an owner of the business first. 

The most important progress in the omnibus is a street car. The first horse-drawn street cars. The difference is the presence of steel rails placed in the middle of the road. The wheels of street cars are also made ​​of steel, which is made in such a way so as not to damage the rail. The first street cars operating in Browery Street, New York. Owned by John Manson and was made by an Irish descent named John Stephenson. 

At first, the bus merupakana horse-drawn vehicles, and then starting from the 1830s steam powered buses start there. Along with the times, the conventional engine powered bus is a trolley bus electronic discovery function under a set of cables available in several places with a lot number. Bus-powered engines first appeared in conjunction with the development of the car. After the first engine powered bus in 1895, various models developed in the 1900s, widespread until the whole form of buses ranging from the 1950's. Buses became popular in the early 21st century because of World War I. At that time, most of the rail means allocated for the needs of the war and the number of private cars, so we need other means of transportation that can carry many passengers. 

History of buses in Indonesia itself is not certain. Currently, BusMania Community (BMC) is planning cooperation with the Museum of Transportation to collect the pieces of the history of Indonesian bus. Including collecting miniatures private collection member BMC bus. Supposedly Joko Puspitomurti, Chairman of BMC, the bus started to go in Indonesia around 1936. 
Currently, the bus in Indonesia are divided into various categories, based on size, grade, type, and distance. There are three types of buses based on size, large bus, medium bus, and small buses. While there are class based economy class, business rs, ac business, executive, and super executive. The division is based on this class is determined by the facilities provided by the bus. 

There is also an intercity bus interprovincial (AKAP). AKAP bus is transportation from one city to another via inter-district / city through more than one area of ​​the province by using the public bus bound cars in the stretch. Another with intercity buses in the provincial transport from one city to another via inter-district / city in the province area. In addition, there are also city buses, such as metromini, patas, and so on, as well as rural buses.

source :  http://koran-jakarta.com